
Seumpama Kedipan Takdir tak Menyapa,Niscaya Purnama tak Semurung berbalut jingga.
Seribu tasbih berkumandang cinta,tak cukup menghiasi kesempurnaan asa.
Jiwa Raga terbuai menghamba cinta.
Terlena Rona-rona syair menari melantunkan kasih dan sayang teramat hingga.
Munajat rasa merenung dikeheningan malam.
Ketika Cinta Bertasbih,Hamparan Hijab Mendera menahan gejolak Rindu.
Terbesit dalam kedipan mata,terukir nama dinda,bak melihat pemata di dasar samudera,seakan tetulis indah,mengukir nama dinda diatas dunia.
Kesempurnaan parasmu,membelai lembut hamparan sutra merena cinta.
Sungguhpun Atas Nama Cinta,kurela bila harus ku teguk sebuah asa demi cinta.
Aku bukan lah Romeo,Bukan pula sang Rama..Pujangga yang menyanyi lirih melantun menyapa pujaannya.
Aku hanya sebuah ranting yang mati bila terlepas dari dahannya. Seperti Salju yang menetes bila rindu menggelorakan kalbu,dan mencair bila tak kuasa mata menahan sepi.
Mekar bila hati dipucuk cinta.
Pujangga penikmat kalimat-kalimat Tuhan
Hamba peneguk buaian Rahmat sang Pencipta Cinta.
El-Aziz


Tidak ada komentar:
Posting Komentar