Senin, Juni 29, 2009

Hikayat Taqdir di Ufuk Timur


Lentera kalbu di Padang Pasir..Merekah pintu menatap cahaya
Dikejauhan rembulan sunyi menangisi getirnya hati..
Dikala raga merenung dihalaman negeri orang, hati tersayat..
Bilakah merpati terpisah dari pujaan hati, luluh pilu menjuntai bak sutra di ujung belati
Sayap pun patah..,hidup tak urung jadi benalu..
Sehari bagai setahun, satahun bak seabad..
Tak sampai lagi sepucuk cinta dalam genggam merpati
Tak sampai pula air mata mereguk asa, hanya berdiam diri, meratap rindu..
Rindu teramat rindu ..,ketika matahari tenggelam secercah harapan senja terbayang diufuk mata..
esok hari taqdir kan berkisah dua..bukan satu yang terbayangkan..
aku kan berjumpa merpati tebang tinggi menyampa dinda tersenyum indah…
Rindu pun tak kuasa mereguk asa..menikmati dunia yang menggenggam hati..
Kupeluk tak kuasa kulepas, sampai mati ku peluk cinta..
Musafir Penikmat Lautan Kalimat Tuhan. Hamba Peneguk Buaian Rahmat Sang Pencipta Cinta.El-Aziz

Seribu Tasbih Berkumandang Cinta


Seumpama Kedipan Takdir tak Menyapa,Niscaya Purnama tak Semurung berbalut jingga.
Seribu tasbih berkumandang cinta,tak cukup menghiasi kesempurnaan asa.
Jiwa Raga terbuai menghamba cinta.
Terlena Rona-rona syair menari melantunkan kasih dan sayang teramat hingga.
Munajat rasa merenung dikeheningan malam.
Ketika Cinta Bertasbih,Hamparan Hijab Mendera menahan gejolak Rindu.
Terbesit dalam kedipan mata,terukir nama dinda,bak melihat pemata di dasar samudera,seakan tetulis indah,mengukir nama dinda diatas dunia.
Kesempurnaan parasmu,membelai lembut hamparan sutra merena cinta.
Sungguhpun Atas Nama Cinta,kurela bila harus ku teguk sebuah asa demi cinta.
Aku bukan lah Romeo,Bukan pula sang Rama..Pujangga yang menyanyi lirih melantun menyapa pujaannya.
Aku hanya sebuah ranting yang mati bila terlepas dari dahannya. Seperti Salju yang menetes bila rindu menggelorakan kalbu,dan mencair bila tak kuasa mata menahan sepi.
Mekar bila hati dipucuk cinta.
Pujangga penikmat kalimat-kalimat Tuhan
Hamba peneguk buaian Rahmat sang Pencipta Cinta.
El-Aziz

Jumat, Juni 26, 2009

Renungan Cinta Sepertiga Malam

Senyuman Cinta dalam Pelukan Abadi Sepertiga Malam Terkesima ketika Bisikan Malaikat Membawa Rahmat Cinta
Seketika tergetar..Menetes embun Rindu yang menutupi pelupuk hati mendera jiwa,
bak melati menebar wangi dikala sunyi..
Adinda melantun Syair mutiara munajat cinta..
dikala sunyi menyapa kanda..
Rela hati menengguk berjuta pilu,merindu kasih di ujung senja Bilakah dinda meminta suntingan kanda menyapa surga?
Mutiara Syair Cinta Kakanda Yang Merindu El-Aziz

Sabtu, Juni 20, 2009

Rusuk Lelaki Yang hilang



Tak tersirat dalam benak, Ketika Adam menyapa bumi..
Tak tersirat ketika Muhammad terukir di lauh mahfudz..
Aku pun bagiannya,kepalku bersandar dagu, bertafakur..
Ketika tulang rusukku hilang..
Allah, menciptakannya..
Mencari jejak dalam raga, menyelami diri meraih sempurna.
Tundukku kepala menyapa Tuhan, munajat lantunan kalimah syahdu berbisik harapan..
Ya Allah..
Kecilku meraih keagungan-Mu,Sujudku dalam irama suci syair Al-Qur`an,
Adam tercipta raja, untuk hawa dalam cinta..
karuniakan kami keindahanmu, bersimbahku tulus..menginginkan ridho-Mu
Ruh Adam mengepal dalam raga, menjadi jiwa yang sempurna,
Symbol abadi bagi kami..bagi kita semua
Hadirku melalui Hawa, Isyarat mulia pun hawa dalam lantunan maknanya.
Apakah Esok atau sekarang, selamanya.. Hatinya berbalut kemuliaan.
Tak sekedar nyawa,Anugrah Tuhanpun terasa..
Kini pun tak hanya kupeluk, tangisnya pun kuteguk dalam bejana..
darahku pun hadirnya..
Ya Rabbi.. Cintailah Dirinya