Senin, September 07, 2009

Tulusku untuk Nya


Tulusku untuk Nya

Kesucian cinta dipelupuk hati

Ku simpuh balutan rindu, bercerita demi kakanda..

Jutaan lautan ku cipta sebagai tinta

Menumpahkan rasa, dengan ribuan pinus yang ku ukir sebagai pena..

Mendayu syair cinta melelapkan jiwa kuserahkan dihadapan Tuhan..

Seandainya balutan permata, kanda relung lembut jemariku

Tak pernah ada satu titik bintang pun yang dapat menggantinya

Bait cinta yang kanda ukir di jantungku

Membunuh segalanya ,menyisakan saksi Tuhan

Ya Allah…

Tawakkal ku pasrahkan di kening yang jatuh diatas sajadah

Meneteskan airmata hanya untuk kita

Ridhomu dan RidhoNya

Atas nama cinta..

Amin

Munajat cinta

karya El-Aziz

Senin, Agustus 31, 2009

Seabad Cinta


Seabad ku bercinta dengan mu…
Seribu kalimat Tuhan tak cukup ku untai dalam perasaan ini…
Seindah permata ku tatap indah kilau mata, dipagi itu..
Pamit ku kecup dalam sanubari,
gemerecik bening embun jatuh menetes,
ketika tatapan itu …
menusuk tajam hunusan belati
Jika ..
Ribuan Aladin mengurai mimpiku, tak kusangsikan
Jutaan harapan adalah namamu..
Aku adalah manusia…………
Tak sudikah jika ku berharap, menginginkan cinta …???
Bulan adalah bulan ..
Takkan pernah kuasaku melebihi Nya
Takdir adalah takdir
Lauh Mahfudz adalah saksi
Jika buku itu, kulipat dan simpan,
adakah halaman lain yang masih terbuka putih ??
Al-Aziz 09

LANGIT CINTA

LANGIT CINTA
Semilir angin menerpa kepingan hati, merengkuh dalam mimpi ketika menatapnya.
Tersayup bak ilalang merona menyentuh langit, matanya menutupi seluruh galau hati,
andaikah ada lagi kesempatan itu, takkan penah kuhitung luasnya langit.
Malampun hidup, tak kuasa ku lepaskan ingatan itu, ratapku simpuhkan dibawah Tuhan.
Munajat rindu ku tadahkan Nya.
Mimpiku Ramadhan, saat yang paling aku dambakan untuk sepanjang hayatku ...
El-Aziz 2009

Jumat, Juli 03, 2009

Al-Qur`an tak berkata Sahabat


Teramat indah rahmat dalam cinta , sahabatku di surga
Kini burung tak lagi bersenda dan berkicau..
teramat putih butiran salju terhampar di padang gersang..
Seketika senyap, bak tersambar jiwa dalam pilu, aku pun jatuh..
Tak lagi meprati menyapa cinta, semilir lagu tak bernada romansa,langit lembayu mambawa duka..
Terhenyak kalbu beriak syahdu..merinding mata pun hampa,Demi Allah kalimahNya sungguh nyata..
Takkan ku kata sahabat,Terlalu indah masa ku bercinta denganmu..
Al-Qur`an tak berkata sahabat,engkau adalah pilar hati lebih dari sekedarnya.
“Saudaraku”..Album coklat terlekat,ku dekap dalam hati
Padang gersang menjadi saksi,ketikanya diselimuti butiran putih salju abadi..
bak sejuta abad ku hidup dengan mu,sekejap saja kau bepisah denganku..
Mawar melati kutabur bersama hati..diatas nisan ku siram airmata cinta..
untukmu saudaraku di Yordania
“mengenang wafatnya sahabatku tercinta M.Asgar Al-Azhari, hari sabtu 14 Juni pukul 10.15 WIB”semoga terlimpah lautan rahmat dan maghfirahNya

"Tak ada bidadari yang sempurna"


Syahdu kalbu disayat gadis bernasab Iran
Sekejap berlabuh mata memandang, sekejap hati pun jatuh...
Besarnya pesiar menatap dan berlabuh, di mercusuar abadi pelabuhan qalbu
berlayar.., kukayuh asmara diatas kautsar..
berkisah danau kautsar yang bening, nan indah..
teramat indah, kisah yang terajut..
hikayat cinta pun berujar dikala fajar..
tatkala bertebar anugrah Nya..
Kurangkul pun cahaya cinta terlena dalam kasih sayang Nya
Mendera ku gadis bernasab Iran,mata yang teramat indah melelapkanku dalam buaian cinta
Tak ada batu seindah permata,bak bidadari menyapaku dari surga
Menyihirku diatas sahara,semuanya teramat indaaahh
tak kuasa mataku belinang,bila ku ucap hikayat ini
teramat sempurna cintaku puja
teramat tinggi sayapku melayang
seketika Ibunda bermimpi,sayap ku pun patah
berjuta angan tehempas
setajam pedang menghunusku
seketika hati pun mati..
berharap mimpi menjadi nyata..
tak ayal pun kenyataannya semua terkubur dalam mimpi
Hatiku berkata..
"tak ada bidadari yang sempurna"
Hikayat nyata
El-Aziz

Senin, Juni 29, 2009

Hikayat Taqdir di Ufuk Timur


Lentera kalbu di Padang Pasir..Merekah pintu menatap cahaya
Dikejauhan rembulan sunyi menangisi getirnya hati..
Dikala raga merenung dihalaman negeri orang, hati tersayat..
Bilakah merpati terpisah dari pujaan hati, luluh pilu menjuntai bak sutra di ujung belati
Sayap pun patah..,hidup tak urung jadi benalu..
Sehari bagai setahun, satahun bak seabad..
Tak sampai lagi sepucuk cinta dalam genggam merpati
Tak sampai pula air mata mereguk asa, hanya berdiam diri, meratap rindu..
Rindu teramat rindu ..,ketika matahari tenggelam secercah harapan senja terbayang diufuk mata..
esok hari taqdir kan berkisah dua..bukan satu yang terbayangkan..
aku kan berjumpa merpati tebang tinggi menyampa dinda tersenyum indah…
Rindu pun tak kuasa mereguk asa..menikmati dunia yang menggenggam hati..
Kupeluk tak kuasa kulepas, sampai mati ku peluk cinta..
Musafir Penikmat Lautan Kalimat Tuhan. Hamba Peneguk Buaian Rahmat Sang Pencipta Cinta.El-Aziz

Seribu Tasbih Berkumandang Cinta


Seumpama Kedipan Takdir tak Menyapa,Niscaya Purnama tak Semurung berbalut jingga.
Seribu tasbih berkumandang cinta,tak cukup menghiasi kesempurnaan asa.
Jiwa Raga terbuai menghamba cinta.
Terlena Rona-rona syair menari melantunkan kasih dan sayang teramat hingga.
Munajat rasa merenung dikeheningan malam.
Ketika Cinta Bertasbih,Hamparan Hijab Mendera menahan gejolak Rindu.
Terbesit dalam kedipan mata,terukir nama dinda,bak melihat pemata di dasar samudera,seakan tetulis indah,mengukir nama dinda diatas dunia.
Kesempurnaan parasmu,membelai lembut hamparan sutra merena cinta.
Sungguhpun Atas Nama Cinta,kurela bila harus ku teguk sebuah asa demi cinta.
Aku bukan lah Romeo,Bukan pula sang Rama..Pujangga yang menyanyi lirih melantun menyapa pujaannya.
Aku hanya sebuah ranting yang mati bila terlepas dari dahannya. Seperti Salju yang menetes bila rindu menggelorakan kalbu,dan mencair bila tak kuasa mata menahan sepi.
Mekar bila hati dipucuk cinta.
Pujangga penikmat kalimat-kalimat Tuhan
Hamba peneguk buaian Rahmat sang Pencipta Cinta.
El-Aziz

Jumat, Juni 26, 2009

Renungan Cinta Sepertiga Malam

Senyuman Cinta dalam Pelukan Abadi Sepertiga Malam Terkesima ketika Bisikan Malaikat Membawa Rahmat Cinta
Seketika tergetar..Menetes embun Rindu yang menutupi pelupuk hati mendera jiwa,
bak melati menebar wangi dikala sunyi..
Adinda melantun Syair mutiara munajat cinta..
dikala sunyi menyapa kanda..
Rela hati menengguk berjuta pilu,merindu kasih di ujung senja Bilakah dinda meminta suntingan kanda menyapa surga?
Mutiara Syair Cinta Kakanda Yang Merindu El-Aziz

Sabtu, Juni 20, 2009

Rusuk Lelaki Yang hilang



Tak tersirat dalam benak, Ketika Adam menyapa bumi..
Tak tersirat ketika Muhammad terukir di lauh mahfudz..
Aku pun bagiannya,kepalku bersandar dagu, bertafakur..
Ketika tulang rusukku hilang..
Allah, menciptakannya..
Mencari jejak dalam raga, menyelami diri meraih sempurna.
Tundukku kepala menyapa Tuhan, munajat lantunan kalimah syahdu berbisik harapan..
Ya Allah..
Kecilku meraih keagungan-Mu,Sujudku dalam irama suci syair Al-Qur`an,
Adam tercipta raja, untuk hawa dalam cinta..
karuniakan kami keindahanmu, bersimbahku tulus..menginginkan ridho-Mu
Ruh Adam mengepal dalam raga, menjadi jiwa yang sempurna,
Symbol abadi bagi kami..bagi kita semua
Hadirku melalui Hawa, Isyarat mulia pun hawa dalam lantunan maknanya.
Apakah Esok atau sekarang, selamanya.. Hatinya berbalut kemuliaan.
Tak sekedar nyawa,Anugrah Tuhanpun terasa..
Kini pun tak hanya kupeluk, tangisnya pun kuteguk dalam bejana..
darahku pun hadirnya..
Ya Rabbi.. Cintailah Dirinya

Rabu, April 29, 2009

Pesta rakyat

Politik di Indonesia dikenal begitu kompleks dan begitu beragam wajah, seta minat masyarakat untuk ikut serta terjun dalam dunia perpolitikan ini. Diawali pesta rakyat dengan pemilihan calon anggota legislatif dari mulai tingkat dareah hingga pusat, menarik minat beberapa kalangan menjadi merubah haluan dari beragam profesi yang digelutinya. Fenomena politik di Indonesia yang begitu "demokatis" membuat beberapa orang "terangsang" untuk coba-coba, ingin mencicipi "another taste" dari pada "pola gaya hidup", profesi, elit society, lingkungan baru, dan lain sebagainya. Mereka menganggap bahwa ini adalah saat yang tepat "untuk belajar" bagaimana rasanya dapat unjuk gigi bebicara "bagaikan" tokoh politikus "kelas kakap", yang pada realitanya ketika merasa diuungulkan seperti demonstrasi wajah-wajah kamera, mereka seperti kebakaran jenggot, bermandikan keringat dingin, dan yang pada akhirnya ketika memulai mencicipi bagaimana sebenarnya tugas senggota DPR mereka malah tidur dan bengong dengan segala hal yang seharusnya mereka lebih memikirkan dan memperjuangkan nasib rakyat. Namun terpulang dari segala fenomena tersebut besar harapan kiranya akan kemajuan tercipta di negeri kita yang tercinta ini. Semoga pemilihan umum presiden di 2009 ini membawa harapan besar bagi kita terhadap perubahan akan segala ketimpangan dan kesemrawutan yang terasa sangat risih dan menjadi image negatif di mata masyarakat indonesia pada umumnya.